19 February 2008

Tentang Pilihan dan Memilih

Tadi sore ada sebuah kejadian yang unik. Gery yang sedang main-main dengan YM bermaksud untuk mengganti foto (avatar) YM nya dengan foto seorang perempuan cantik, tapi tidak berhasil. Akhirnya gery menghapus image yang lain selain image foto yang diinginkannya itu. Dan….. berhasil…… Mulailah saya berteori tentang pilihan “ ternyata kalo terlalu banyak pilihan justru menyulitkan ya”, hahaha.. disambut tawa gery dan sehat yang ada pada saat itu. “ iya, rupanya monopoli itu ternyata lebih enak”, ujar gery. Mulailah ruh filusuf keluar dari diri saya, “ itu pelajaran hidup ger, jangan sampe kita dihadapkan pada pilihan yang banyak, akhirnya justru jadi memusingkan”. Kembali lagi disambut senyum dan tawa kecil dari kami bertiga.

Ya, memang betul. Sketsa kecil itu nampak remeh tapi sebenarnya merupakan bentuk riil dari berbagai konsep besar yang sudah terumus sejak dahulu. Diantaranya; Pilihan Publik (public choice), Prisoner Dillema, Game Theory, Tragedy of the Common dan lainnya. Ya, pilihan adalah sebuah masalah menarik yang harus dengan hati-hati ditangani. Pilihan terkadang mengandung sisi yang dualis, bisa menjebak dan bisa memerdekakan. Karenanya tiap orang tidak akan selalu sempurna mengelola pilihan-pilihan dalam hidupnya, tiap orang membutuhkan proses yang lama untuk semakin sempurna menilai, memilih dan memastikan pilihannya.

Aku pun teringat dengan kejadian di siang harinya sebelum kejadian itu. Ternyata aku tak sanggup mengintervensi pilihan yang dibuat oleh sosok yang aku sanjung, hehehe…., rupanya dia memang orang baik. Alasan pilihan yang dibuatnya sangat kuat hingga aku pun tak kuat untuk mencoba merubah pendiriannya. Memang sederhana masalahnya, katakanlah aku ingin ke jogja sementara dia ingin ke solo, meski sudah kuutarakan banyak hal yang memiliki manfaat lebih kalau ikut aku, namun aku pun tak sanggup berdalih saat dikatakan bahwa pilihannya adalah karena suatu faktor yang tak bisa kubantah memang sangat penting. Aku pun terjebak pada masalah pilihan yang memusingkan itu. Bingung dengan pilihan. Bingung karena harus memilih. Tak baik jika tak memilih. Ah… aku pusing.

5 comments:

Kang Geri said...

yah itu dia bung, emang bagaimana kita menyederhanakan pilihan untuk bisa menentukan pilihan sehingga lebih pokus he he, tapi nggak seserius itu kali.

eh siapa tuh yang dibahas?

Unknown said...

thanx sudah mau mampir di blog saya, mohon izin untuk tukar link :) Soal pilihan dan memilih, itu berpulang pada pribadi masing-masing, just stay humble, life is not only about 1 or 0 right :)

soemandjaja said...

wah.. suatu kehormatan pak bupati mau ngasi komen di posting gak penting saya ini,hehehe... sekedar dramatisasi ajah itu pak.., biar contohnya lebih riil, hehehe..

Anonymous said...

pilihan..emm..klo pilihanya bener dapet 2, klo salah dapet 1, gak memimiih dapet ..??

Anonymous said...

every choice is political..istilah itu betul banged.