Ah, judul posting ini begitu puitis. Ya, bagiku matahari terbit di tanggal 28 Juni lalu memang sedikit berbeda. Mataharinya memang gak ada masalah, terbit di timur sehabis subuh, juga masih bulet bentuknya. Tapi melihat matahari pagi itu diriku seperti berada di depan pintu-pintu yang masih tertutup. Aku merasa seperti dihadapkan kepada pintu-pintu yang tidak akan mungkin semua biasa kumasuki. Harus memilih pintu mana yang akan ku ketuk dan kumasuki. Banyak hal-hal yang pernah kulalui tidak dengan baik, namun banyak juga yang ku bersyukur atasnya. Aku merasakan kalau ada jalan yang ternyata Alhamdulillah di lapangkan oleh-Nya, namun ada juga jalan yang masih terasa sulit untuk dilalui. Banyak kutemui manusia yang unik, yang memberi nafas dalam hidupku ataupun yang mendera diri ini dengan permainan dunia. Meski begitu tak pernah kuasa aku menjadi begitu tega kepada mereka. Aku percaya kalau hidup ini punya hukum sebab-akibat atau hukum aksi-reaksi, bahwa apa yang kita lakukan akan menjadi akibat yang kita terima nantinya. Nampaknya benar nasehat yang pernah kudengar, kalau manusia selalu bersyukur, Insya Allah akan ditambahkan rejekinya dan kalau Dia belum memberi pencapaian pada suatu hal, percayalah ada rencana indah yang sebenarnya sedang disusun untuk masing-masing kita. Kalau aku boleh berdoa, hanya dua yang kumohon dari-Nya: Semoga masih dijaga kesabaran dan keiklasan dalam hati dan pikiran ini dan semoga aku diberi kesempatan untuk bersyukur merasakan nikmat-Nya di hari-hari esok, Amin. Terima kasih masih Kau beri umur padaku ya Allah. Mungkin juga sudah waktunya berpikir tentang menjalani sesuatu, bukan hanya berpikir tapi juga berbuat, hmmmm.... hehehe...
1 comment:
melangkah ke negeri rencong berbalut doa dan harapan. dimana dunia baru esok kan kutemui. berbekal sebuah kesabaran dan keiklasan, meniti jalan hidup penuh misteri....
:D :D :D :D :D :D
Post a Comment