02 August 2008

Ada Psikopat di Antara Kita

Kasus pembunuhan 11 orang yang dilakukan oleh Ryan, seorang pemuda dari jombang akhir-akhir ini memunculkan tema yang jadi perhatian masyarakat. Ryan sang pembantai ditengarai memiliki gangguan jiwa, atau bisa disebut seorang psikopat. Kata psikopat ini kemudian menyeruak sebagai sesuatu yang menakutkan, karena berkonotasi kepada tindakan keji yang dilakukan secara sadar. Saya jadi ingat beberapa film yang bertema tentang psikopat, sebut saja Silence of The Lamb atau film seri legendaris seperti Friday The 13th. Kalau film diilhami oleh dunia fakta, memang banyak sekali kejadian-kejadian yang bikin kita bergidik mendengarnya. Di Indonesia misalnya, sebut saja robot gedek, dukun AS, dukun Usep dan terakhir kasus Ryan itu. Tapi, kalau psikolog dan sosiolog sering mengatakan bahwa apa yang terungkap dari masyarakat itu seperti “gunung es” maka saya (mungkin kita semua) menduga kalau orang-orang seperti ini sebenarnya sangat banyak, bahkan mungkin juga ada diantara kita, teman anda mungkin.

Dr. Prianto Djatmiko, SpKJ (2008) mengatakan bahwa Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyimpangan gangguan. Psikopat tak sama dengan gangguan jiwa psikosis (skizoprenia). Psikopat merupakan bentuk gangguan kepribadian tipe anti sosial, seorang Psikopat sadar sepenuhnya dengan perbuatannya. Brigadir Heri yulianto,. S.Psi mengemukakan jika Psikopat adalah gejala kelainan kepribadian yang sejak dulu dianggap berbahaya dan mengganggu masyarakat. Namun demikian orang-orang Psikopat bila dilihat sepintas memiliki sifat baik hati dan disukai tetapi sebetulnya dibalik itu semua mereka sangat merugikan masyarakat. Orang-orang seperti inilah yang oleh para banyak ahli disebut sebagai Psikopat jiwa [psyche] yang menderita kelainan [patologik]).Banyak istilah atau pengertian yang disampaikan banyak ahli tentang Psikopat, namun menurut terminologi ilmu kedokteran jiwa Psikopat disebut sebagai gangguan kepribadian antisosial yang secara umum memiliki karakterisik perilaku antara lain egois, menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, tidak mempedulikan dampak perilakunya terhadap orang lain, menikmati dan tidak memiliki rasa penyesalan (guilty feeling) dari penderitaan orang lain akibat perbuatannya.

Menurut professor Robert Hare yang telah melakukan penelitan tentang kepribadian psikopatik selama 25 tahun; seorang Psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, pandai memutarbalikan fakta, penebar fitnah dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri. Seorang psikopat haus akan sanjungan dan cenderung narsis.Dalam kasus kriminal Psikopat dikenali sebagai pembunuh berdarah dingin pemerkosa dan koruptor namun menurutnya ini hanyalah 15-20 % dari total Psikopat. Selebihnya adalah sosok pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata mempunyai daya tarik mempesona, mampu menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan tampak sukses dalam karier. Psikopat yang kharismatik dan well educated ini paling sulit dideteksi, kata Hare. Psikopat sejati menghancurkan semangat, karier dan reputasi seseorang serta mampu membuat korbannya merasa bersalah terhadap dirinya sendiri dan sebaliknya malah mengasihani sang Psikopat. Lantas, korban psikopat menjadi mudah tersinggung, depresi kroni, sampai nervous breakdown.

Psikiater dr Tubagus Erwin Kusuma dari Klinik Prorevital juga menyatakan, psikopati bukan penyakit. Psikopati adalah gangguan kepribadian. Mereka yang mengalami gangguan mental itu tidak merasakan ada yang salah dengan dirinya, tidak menderita, tetapi menyebabkan lingkungannya menderita (alloplasi). ”Mereka tak punya emosional insight, tetapi tahu dirinya berbeda dari orang lain. Jadi ada intellectual insight. Ada tipe sosiopat atau anti-social personality, yang sering bentrok dengan masyarakat,” jelas dr Erwin. Psikiater dr Yul Iskandar membuat perumpamaan yang menarik. ”Kalau penyakit diibaratkan sungai yang bisa surut, bisa banjir, psikopati diibaratkan sebagai karang.” Ia juga mengategorikan psikopat sebagai gangguan kepribadian, salah satu dari tiga gangguan dalam payung gangguan mental. ”Kalau penyakit dapat diobati, gangguan personality tidak ada obatnya,” jelasnya. Karena merasa tidak ada yang salah pada diri seorang psikopat selalu menyalahkan orang lain, sistem, peraturan, kebijakan, dan karenanya ia cenderung melanggar semua aturan atau kesepakatan bersama di dalam kehidupan bermasyarakat psikopat tidak mau berobat. ”Ia juga tidak pernah mengakui orang lain sebagai korban perbuatannya. Ia sangat teguh pada pendiriannya, dan untuk itu ia menerima konsekuensinya, sekali pun harus dihukum,” sambung dr Yul. Dalam kehidupan sehari-hari psikopat tak mudah dideteksi dalam waktu singkat, apalagi sebagian besar dari mereka bersembunyi dengan di balik topeng tingkah laku yang sempurna. Banyak orang baru menyadarinya setelah sekian lama bergaul, ketika mereka sudah menjadi korban. ”Karena itu, kalau dalam wawancara psikologi kalau kita ketemu orang yang sangat sempurna, yang too good to be true, kita justru harus hati-hati,” ujar Sartono.

Wah, saya kok jadi berkesimpulan sering sekali saya melihat, mendengar, mengetahui bahkan bertemu atau kenal dengan orang yang seperti dibilang itu, meski saya berharap semoga saja salah. Ternyata memang banyak yang tersembunyi di dalam masyarakat. Banyak yang tidak kita tahu, toh dalamnya laut siapa yang tahu. Hati-hati sajalah bagi yang masih merasa normal secara psychis dalam berinteraksi, namun bagi yang merasa memiliki pribadi (atau gejala) seperti itu, saya gak tahu harus berkata apa, toh pasti ada argumen yang bakal mengalir. Hehehe…

5 comments:

Anonymous said...

hmmm... agat berat neh bahasannya...tapi nambah ilmu ....

Penjelajah Waktu said...

saya juga psikopat, awas klo ketemu

Anonymous said...

artikel anda ada di:
http://psikologi.infogue.com
http://psikologi.infogue.com/ada_psikopat_di_antara_kita

anda bisa promosikan artikel anda di infogue.com yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!

Anonymous said...

Bos psikopat itu terlihat dari mukanya suka memendam perasaan

He could be you or me

Horror Ryan dan separah horror dalam kampus IPDN atau Full Body Contact pada makrab beberapa jurusan.

Anonymous said...

klo pengin lebih tahu tentang psikopat,and perspektifnya dalam bidang anatomi silahkan main2 ke blog saya bos....
http://3schizodhi.co.cc