07 December 2008

Judulnya dulu atau belakangan ?

Berawal dari pertanyaan sederhana. “Kalo menulis, judulnya itu duluan atau belakangan?”. Pertanyaan dari dia ini kelihatannya memang sederhana, pertanyaan yang jawabannya tinggal memilih saja. Tapi nanti dulu, yang bertanya ini bukan orang sembarangan. Orang cerdas biasanya punya sudut pandang yang beda dalam menilai jawaban dari orang lain. Lantas saya jawab: “judul itu simbol dari seluruh tulisan, sama seperti puisi”. Eh, lantas dia senyum-senyum saja. Pasti ada maksudnya ini. Wah, apa salah jawab ya?. Ternyata beberapa lama kemudian dia menjelaskan kalau ada tipe orang yang memulai menulis dari judulnya dulu dan ada juga yang menulis judulnya belakangan. Wah.. mulai belajar tentang menulis juga dia ini, pikir saya. Hmmmm… 

Ya, memang betul. Karena itu menulis itu adalah seni. Setiap orang bisa menulis dengan caranya masing-masing, selama orang itu menikmati dan memberi hasil yang bagus. Karenanya, penghargaan terhadap menulis itu sifatnya subjektif. Yang buruk menurut satu orang, belum tentu buruk dimata orang lain. Tulisan itu adalah bahasa pikiran yang subjektif, karena dalam menulis melibatkan pikiran masing-masing orang. Jadi dari tulisan yang dibuat, kita juga dapat melihat kepribadian dan cara berpikir dari si penulis. Menulis juga adalah sebuah diskusi, yang melibatkan diri sendiri dengan “cermin” dari diri sendiri itu, hasil dari diskusi itulah yang menghasilkan ide-ide yang menarik.

Kalau ditanya apa enaknya menulis, menulis itu sama seperti enaknya pelukis yang melukis, atau seperti makan makanan kesukaan kita. Puas rasanya kalo selesai mencipta sebuah tulisan. Menulis kreatif itu pada prinsipnya terbagi dua, yang pertama adalah menuliskan sesuatu yang sama sekali baru, baik isi atau pengemasannya dalam bahasa tulisan. Kedua, menulis sesuatu yang sudah lazim dengan bahasa tulisan alternatif, bisa dengan sudut pandang, gaya menulis atau pilihan kata yang beda. Aku jadi ingat seorang teman dahulu, dia bilang kalau ingin mulai menjadi penulis, maka tulislah apa yang melintas di pikiranmu. Benar juga memang, tantangan utama bagi penulis awal memang adalah bagaimana harus memulai sebuah tulisan, setelah itu adalah bagaimana supaya ide tulisan itu terjaga tetap fokus dan konsisten (tidak melebar kemana-mana), baru sesudahnya adalah bagaimana supaya kalimat-kalimat dalam tulisan itu bisa punya “kekuatan”, dalam arti tidak mubazir atau meaningless. Tapi untuk menuju ke sana tipsnya cuma satu, mulailah menulis saat ingin menulis. Wah, jadi pingin nulis buku tentang menulis kreatif. Hmm.. akan daku dipikirkan.. thanks.. Okelah, untuk yang bertanya itu: selamat menulis ya...:)

2 comments:

Anonymous said...

Saya lebih suka mengetik sesuatu terlebih dahulu barulah saya berikan judulnya yang tepat kemudian.

Penjelajah Waktu said...

sama aja koq mas, mau duluan atau belakangan, yg penting sama-sama enak