08 November 2010

Siaga Bencana

Dulu sewaktu saya tinggal di Jogja sempat naik hingga ke daerah kaki gunung merapi, misalnya saya sempat melihat peternak sapi yang memanfaatkan kotoran sapi sebagai biogas di desa boyong kecamatan Pakem Kab. Sleman. Sempat juga meninjau petani cacing yang mengolah kompos menjadi pupuk kascing yang berharga lumayan di dekat kali kuning. Kedua daerah itu sekarang sering didengar dari berita-berita di tivi. Kecamatan Pakem dan daerah Kali Kuning memang masuk ke wilayah rawan 20 KM yang ditetapkan pemerintah. Rasanya banyak pengungsi yang berasal dari dua daerah itu.Tapi bukan itu yang hendak saya ceritakan.

Sering juga kita saat-saat ini melihat di tivi kegiatan evakuasi yang berlangsung cepat. Mobil-mobil bisa bergegas ketika peringatan bahaya dikeluarkan, langsung angkut penduduk ke mobil dan truk lalu mobil-mobil berbondong-bondong turun ke arah kota Jogja yang memang relatif aman. Nah ini dia. Saya bisa paham begitu cepatnya petugas evakuasi dan warga bisa dievakuasi sehingga korban jadi minimal. Saya jadi teringat kalau di setiap persimpangan jalan di daerah kaki merapi banyak petunjuk (dari plang besi seperti papan nama jalan) yang bisa mengarahkan penduduk menuju tempat lebih aman. Jalan-jalan di daerah sana pun dibuat dengan sangat bagus, aspal hitam nyaris tidak ada lobang besar di tengah jalan. Kedua fasilitas yang nampak itu sudah pasti sangat membantu disaat bencana seperti sekarang ini. Tidak hanya fasilitas itu saja, saya pernah bertanya kepada warga sana tentang pengalaman waktu letusan merapi tahun 2006. Mereka bercerita jika penduduk diajarakan oleh pamong desa dan kecamatan tentang cara-cara untuk menghadapi kondisi kalau terjadi letusan merapi. Dari cerita mereka rasanya ajaran pamong itu lumayan "ngelotok kering".

Saat saya kembali ke Lampung tercinta, saya sadar kalau Provinsi ini juga merupakan daerah yang semestinya siaga bencana. Paling tidak kita belajar dari beberapa gempa yang pernah terjadi di sebelah barat tanah ini. Daerah-daerah gempa sekaligus dihadapkan kepada kemungkinan terjadinya tsunami. Belum lagi sebelah selatan tanah ini yang juga dihadapkan kepada ancaman gunung Krakatau. Kita semua sudah pasti berdoa dan berharap tidak terjadi bencana itu semua. Tapi mempersiapkan yang mungkin dipersiapkan sebelum terjadi hal buruk rasanya lebih bijak. Pemerintah daerah rasanya perlu lebih serius untuk mengurusi soal yang satu ini. Manajemen bencana rasanya tidak perlu menjadi sekedar konsep dan rencana, karena bencana tidak bisa menunggu. Mulailah dari membenahi jalan, menyiapkan fasilitas pendukung keselamatan warga dan kegiatan penunjang penting lainnya. Warga perlu diajarkan cara menghadapi bencana gempa, cara menghadapi tsunami atau cara menghadapi letusan gunung berapi serta cara menghadapi kepanikan massa. Perhatian yang serius dari seluruh pihak rasanya perlu, demi Lampungku juga.Termasuk kita sendiri pun semestinya tahu semua persiapan itu. SIHANA itu penting kan bro... !! :)

Terakhir kita kembali berdoa supaya Lampung kita ini dijaga dari bencana-bencana yang mengerikan itu. Amin.

1 comment:

Mobil Keluarga terbaik di Indonesia said...

Hmm Helicopter (Luar) yang mantaf mas..Mobilnya juga Mantaf..